Sekolah Indonesia Cairo (SIC) sejak berdiri pada tahun 1956 sampai sekarang telah sukses menjalankan kurikulum pendidikan nasional. Lulusan-lulusannya menjadi bukti keberhasilan dari pada pelaksanaan kurikulum tersebut.Dari waktu ke waktu, sejak awal, tumbuh, dan berkembang, SIC mengalami dinamika. Sejarah SIC bermula dari bimbingan belajar anak-anak dari kalangan keluarga diplomat KBRI, kala itu. Bimbel ini, merupakan ketukan hati para orang tua diplomat yang sedang penempatan di luar negeri (posting), demi melihat dan memperhatikan anak-anak mereka yang tidak tersentuh dengan warna pendidikan Indonesia. Melalui andil PPI Mesir, maka dibentuklah bimbingan belajar untuk anak-anak dalam lingkungan keluarga KBRI.
Sejalan dengan membaiknya situasi politik di Mesir setelah terjadi pergantian kekuasaan dari Jamal Abdul Naser ke Anwar Sadat. Serta semakin bertambahnya peserta bimbel. Maka SIC berpindah dari wisma duta KBRI (lantai dasar) ke salah satu gedung di Distrik Zamalek (dengan pola sewa).
Selanjutnya setelah Presiden RI, Soekarno, berkunjung ke Mesir. Pada tahun 1961, SIC mendapatkan pengakuan secara nasional sebagai bagian dari sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Akhirnya, SIC berhasil memiliki gedung sendiri, yang berada di jalan Mousaddak No. 63, Distrik Dokki, Provinsi Giza, Mesir.
Dalam perkembangannya siswa siswi yang bergabung dengan SIC ternyata bukan saja dari kalangan keluarga staf KBRI Kairo saja, bahkan anak-anak Indonesia yang berada di wilayah sekitar Mesir, seperti Arab Saudi, Kuwait, Emirat dan Suriah. Bahkan pada masa awal berdirinya, beberapa orang tua yang bekerja di Eropa, menitipkan anaknya untuk bersekolah di SIC. Sekarang peserta didik SIC bukan hanya dari kalangan keluarga diplomat namun sudah meluas ke seluruh WNI yang berada di Mesir dan sekitarnya, baik dari kalangan mahasiswa, TKI/TKW maupun warga diaspora Indonesia.
Gedung yang ditempati SIC sekarang terdiri dari 4 lantai. Lantai 4 dipergunakan untuk sarana perpustakaan serta kegiatan PUSKIN (Pusat Kebudayaan Indonesia), Lantai 2 dan 3 untuk keperluan ruang kelas, ruang kantor kepala sekolah, ruang laboratorium IPA dan laboratorium komputer.
Saat ini, SIC sudah memenuhi standar sebagai sekolah berakreditasi A yang mendukung visi misinya, meskipun masih dalam skala minimalis. Pengajar ada dua kelompok; pengajar nasional (PNS dari Indonesia) dan honorer. Pengajar honorer terdiri dari pengajar program nasional dari WNI dan pengajar program Sains Cambridge dari guru-guru berkewarganegaraan Mesir. Adapun Jumlah personal pengajar serta Staf TU sekitar 27 orang. Proses kegiatan SIC diikuti oleh lebih dari 100 siswa, meliputi TK, SD, SMP dan SMA..
Capaian-capaian SIC dari waktu-waktu sudah tidak disangsikan. Angkatan-angkatan awal sudah melewati masa-masa emas dan diantaranya ada yang sudah menduduki posisi penting di Indonesia. Sedangkan mereka yang muda-muda (era milenial) telah bertebaran di dalam negeri dan mancanegara sebagai mahasiswa dan anak-anak muda yang berhasil di berbagai lini pekerjaan.
Harapan dan tantangannya yang dihadapi di masa yang akan datang adalah memiliki gedung yang lebih luas dan lebih lengkap dari sisi sarana dan prasarana. Pemutakhiran model Kegiatan Belajar Mengajar yang mengacu kepada kurikulum 2013 yang berbasis E-Learning (paperless). Administrasi atau tata laksana kantor yang berbasis cloud. Harapannya adalah SIC bisa seirama dengan sekolah-sekolah Indonesia, bahkan bisa lebih baik. Disamping itu tentunya agar siswa-siswa SIC siap menghadapi era milenial. Menguasai IT pada saat melangkah ke jenjang kampus, dalam negeri maupun luar negeri.
Oleh sebab itu, kami memohon doa para pembaca, para siswa, dan para orangtua/wali siswa, agar kami dapat menggapai harapan untuk mendidik anak-anak bangsa dan mengantar mereka ke jenjang yang lebih baik sesuai visi misi. Kabar-kabar dan geliatnya akan kami tuangkan dalam wadah web www.sekolahindonesiacairo.sch.id. wassalam
